Postingan Populer

Jumat, 15 Maret 2013

“PERPUSTAKAAN UNTUK RAKYAT”

HENI SETIYANINGSIH
11140069/ IPI C
RESUME KULIAH UMUM
Dengan tema
“PERPUSTAKAAN UNTUK RAKYAT”
Nara  Sumber : Bpk. Blasius Sudarsono M.LIS
                           Ibu. Afia Rosdiana M.Pd
                           Ratih Rahmawati
Moderator     : Anis Masruri S.AG.,S.IP.,M.Si

           Dalam acara kuliah umum dengan tema Perpustakaan Untuk Rakyat Ibu Dekan UIN-Sunan kalijaga Dr.Hj. Siti Maryam.,M.Ag dalam sambutannya mengungkapkan tentang keberadaan perpustakaan yang telah ada sejak jaman dahulu. Dalam Al-Qur’an pun telah di sebutkan pada surat iqra’ yang artinya bacalah. Sehingga membaca itu telah di perintahkan oleh Allah sejak dahulu untuk meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan  seseorang. Dalam hal ini perpustakaan berperan sangat penting dalam penyediaan bahan bacaan dan mengolahnya agar dapat di temu kembali oleh pemustaka. Tetapi perlu di ketahui bahwa membaca tidak harus berbentuk tercetak seperti buku saja, oleh karena itu di sinilah peran pustakawan dalam menyediakan berbagai bentuk informasi baik tercetak maupun non cetak sesuai dengan perkembangan jaman oleh karena itu pustakawan harus mempunyai soft skill yang baik.
         Dalam kuliah umum ini pemateri yang pertama Ibu Afia Rosdiana M.Pd beliau mengemukakan buku Perpustakaan Untuk Rakyat adalah buku yang dapat menginspiratif para pustakawan, dapat menjadi buku bacaan pustakawan dan dapat menumbuhkan motivasi jiwa pustakawan karena pustakawan tidak hanya di pandang sebagaimana yang tertera dalam SK Menpan saja yaitu tenaga ahli teknis dalam pengolahan bahan pustaka saja seperti klasifikasi, inventaris, selving dll, tetapi pustakawan harus menuntut jiwa harus mengetahui tentang dunia perpustakaan, bagaimana ruang lingkup perpustakaan, bagaimana manjemennya, masyarakat pengunanya sehingga pustakwan tidak lagi hanya lihai dalam bidang teknis saja. Beliau juga menjelaskan sedikit tentang perbedaan antara perpustakaan masyarakat dengan taman baca masyarakat. Sebenarnya perbedaanya hanya Taman Baca Masyarakat mendapatkan bantuan dari DEPDIKNAS lebih banyak dari pada perpustakaan Nasional sedangkan perpustakkan masyarakat mendapatkan bantuan dari BPAD lebih banyak. Tetapi pada dasarnya Perpustakaan Masyarakat dan Taman Baca Masyarakat memiliki ruh yang sama yaitu mengembangkan literasi informasi. Ibu Afia Rosdiana juga menyebutkan bahwa taman baca yang ada di jogja kurang lebih 230 tetapi kebanyakan taman baca tersebut dalam keadaan koma artinya taman baca tersebut antara hidup dan mati, jadi masih banyak taman baca masyarakat yang kurang di minati masyarakat karena kemungkinan ada beberapa faktor sperti kurang menarik,  kejenuhan bahan bacaan, layanan, layout dan lain-lain, oleh karena itu dalam buku “Perpustakaan Untuk Rakyat” merupakan salah satu buku inspiratif untuk pustakawan maupun tenaga pengelola. Buku ini memberikan nuansa yang lain tentang apa itu perpustakaan secara luas bukan terbatas padah hal tekhnis perpustakaan saja. Pada Bab pertama berbicara tentang pengembangan masyarakat.  Pada bab dua terdapat dialog antara dua orang yaitu dialog perbincangan antara bapak (Bpk Blasius Sudarsono M.Lis) dan anak (Ratih Rahmawati) yang membicarakan tentang perpustakaan dan kepustakawanan. Bagaimana mengubah paradigma masyarakat tentang perpustakaan bahwa perpustakaan tempat yang mengerikan seperti anekdot Gus Dur tentang banteng dan tempat buangan, nah di sinilah pustakawan harus action, harus berfikir aktif tidak hanya mengacu dan belajar dalam hal teknis saja tetapi harus mampu mengetahui, mengelola dan mengembangkan masyarakat sehingga dapat mengubah paradigma lama masyarakat tentang perpustakkan.
       Pada pemateri dua Ratih Rahmawati tidak mengungkapan banyak mengenai buku “ Perpustakaan Untuk Rakyat” Hanya memberikan tangapan Mengenai artikel yang ditulis olehnya perpustakaan yang ada di Jogja dan Sleman hanya urusan kebijakan.
           Pada pemeteri tiga ini adalah Bpk Blasius Pada awalnya, beliau mengungkapkan bahwapustakwan itu jarang menulis, karena menulis itu tidak mudah  menulis membutuhkan pemahaman, dan refleksi yang mendalam, dan tuntutan jiwa oleh karena itu di harapkan pustakawan mampu melahirkan seorang pustakawan muda yang baru yang mampu untuk lebih baik”.
           Finally library is librarian, yang di belakang perpustakaan adalah pustakawan. Pustakawan itu ekuivalen dengan budaya, kepustakawanan itu harus mempunyai jiwa roh pustakawan karena tujuan bangsa yang terpenting tertera dalam UUD ’45 yaitu  kesejahteraan umum dan kecerdasan bangsa. Berbicara mengenai pustakawan , ada empat pilar pustakwan adalah ;

  •  Pustakawan adalah pangilan hidup,
  • Pustakawan  Semangat hidup, 
  • Di laksanakan dengan penuh profesional karena orang yang mampu tetapi tidak mau maka dalam   melakukan sesuatu ia tidak akan pernah selesai, sedangkan orang yang tidak mampu tapi mau  akan selesai jadi kunci utama adalah kemauan.
  • Pustakawanan adalah karya pelayanan

Kepustakawanan lebih dekat dengan kemampuan, memahami yang mau dari pada yang mampu. ada empat sila kemampuan pustakawan yaitu :

  • Pustakwaan harus bisa berfikir secara kritis, baik dalam pengembangan informasi, pengembangan teknologi dan kritis terhadap masyarakat pengguna. 
  • Membaca. Membaca sangat penting untuk pustakawan untuk mengetahui informasi-informasi, untuk menambah pengetahuan. Membaca dalam hal ini di artikan membaca dunia. Jadi seorang pustakwan tidak hanya mengetahui tentang pengetahuan lokal saja, tetapi bisa membaca dunia, mengetahui perkembangan dunia.
  •   Menulis. Menulis dalam hal ini adalah berbagi mengenai ide, gagasaan atau pemikiran sehingga dengan tulisan tersebut pengetahuan dan kreatifitas seseorang dapat di tularkan kepada masyarakat lain.
  • Kemampuan enterpreneur untuk di hargai. Perpustakaan adalah akumulasi dari recorder culture atau knowledge. 
  • Etika. Pustakwan yang baik seharusnya memiliki etika yang baik pula baik dalam berkomunikasi maupun dalam melayani user. Perlu juga pustakawan di ajarkan tentang etika.
      Seorang pustakawan harus mempunyai kemampuan dan kemauan. Interaksi antara kemauan dan kemampuan akan menghasilkan Bright, Right, dan Rich yang artinya cerdas, benar dan kaya. Artinya berfikir itu harus cerdas dan benar sehingga menghasilkan sesuatu yang besar dan bermanfaat.


           

0 comments:

Posting Komentar